Dr Tobias Kohler dari Southern Illinois University School of Medicine, yang fokus mengamati masalah fungsi seksual pria dan kesuburan, mengatakan bahwa ia baru kali pertama mendengar soal hubungan antara migrain dan impotensi.
"Ini merupakan korelasi yang sangat menarik, tetapi tidak berarti bahwa keduanya (impotensi dan migren) memiliki hubungan sebab akibat," kata Kohler, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. Pada perempuan justru sebaliknya. Para peneliti menemukan bahwa migren terkait dengan masalah disfungsi seksual pada wanita. "Sampai saat ini tidak pernah ada studi yang mencoba untuk mengeksplorasi hubungan antara migrain dan disfungsi ereksi," kata Dr Chao-Yuan Huang dari National Taiwan University College of Medicinedan rekan.
Sekitar 5.700 laki-laki telah didiagnosa menderita disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi.
Kemudian, peneliti mencoba mencari tahu perbedaan antara pasien dengan impotensi (5.700 pria) dengan mereka yang tidak mengalami impotensi (sekitar 17.000 pria).
Hasil menunjukkan bahwa, di antara pria dengan disfungsi ereksi sebanyak 245 orang atau 4,25 persen, telah didiagnosis dengan sakit kepala tipe migren. Sedangkan pada kelompok tanpa masalah disfungsi ereksi, 457 laki-laki atau 2,64 persen, didiagnosa menderita migren.
Setelah peneliti mempertimbangkan perbedaan antara kedua kelompok, termasuk penyakit jantung dan diabetes, mereka menemukan bahwa pasien dengan disfungsi ereksi 1,63 kali lebih mungkin untuk didiagnosa migren.
Dalam kajiannya, peneliti juga memperkirakan bahwa pria berusia 30 tahun dengan disfungsi ereksi, dua kali lebih mungkin untuk tidak didiagnosa migren.
"Seperti telah diketahui, sakit kronis dapat menyebabkan disfungsi seksual. Penjelasan ini mungkin dapat dijadikan alasan untuk melihat bagaimana sakit kronis berhubungan dengan nyeri kepala," katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar